Palembang – Kabar gembira bagi masyarakat Sumatera Selatan (Sumsel)! Penargetan usainya tol Palembang-Betung di 2025. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat meninjau langsung progres pembangunan tol tersebut pada hari Jumat (19/4/2024).
Basuki optimis dengan target tersebut karena adanya percepatan penyelesaian yang dilakukan di semua ruas tol. “Kami bersama jajaran PT Hutama Karya, PT Waskita Karya, dan Gubernur Sumsel telah mendapatkan solusi untuk percepatan penyelesaian Jembatan Musi serta ruas Pangkalan Balai-Betung,” ujar Basuki.
Jembatan Musi dan ruas Pangkalan Balai-Betung menjadi fokus utama karena merupakan bagian krusial dalam tol Palembang-Betung. Dengan selesainya kedua bagian tersebut, maka konektivitas dari Palembang ke Betung akan semakin lancar.
Pembebasan lahan juga menjadi perhatian utama dalam percepatan ini. Tim khusus akan dibentuk untuk mempercepat pembebasan lahan, khususnya di ruas Pangkalan Balai-Betung sepanjang 15 km. Basuki menegaskan bahwa pembebasan lahan akan dilakukan dengan konsisten dan sesuai mekanisme yang berlaku.
Menuju Konektivitas Palembang-Jambi yang Lebih Cepat
Setelah Tol Palembang-Betung selesai, pembangunan akan dilanjutkan dengan Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi. Jalan tol ini akan terdiri dari 4 seksi, yaitu:
- Seksi 1 Betung-Tungkal Jaya
- Seksi 2 Tungkal Jaya-Bayung Lencir
- Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino
- Seksi 4 Tempino-Jambi/Simpang Ness
Pekerjaan di Seksi 3 Bayung Lencir-Tempino (33 km) sudah dimulai dengan progres 77% dan ditargetkan selesai pada Juli 2024. Sementara itu, konstruksi untuk Seksi 1-2 (Betung-Bayung Lencir) dan Seksi 4 (Tempino-Jambi/Simpang Ness) akan dimulai pada Mei 2024.
Dengan selesainya Tol Palembang-Jambi, diharapkan waktu tempuh dari Palembang ke Jambi akan menjadi lebih singkat, dari 3-4 jam menjadi 1-1,5 jam. Hal ini akan berdampak positif pada perekonomian wilayah, membuka akses ke daerah terpencil, dan meningkatkan konektivitas antar daerah di Sumatera Selatan.
Jalan Tol Kapalbetung: Pemicu Pertumbuhan Ekonomi dan Konektivitas
Jalan Tol Kapalbetung sepanjang 112 km merupakan bagian dari Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 2.107 km yang menghubungkan Lampung hingga Aceh. Ruas Kayuagung-Palembang/Kramasan sepanjang 42 km sudah operasional sejak April 2020. Ruas Palembang/Kramasan-Pangkalan Balai sepanjang 55 km dalam tahap konstruksi dengan progres 75%. Sisanya, dari Pangkalan Balai-Betung (15 km) masih dalam tahap pengadaan tanah.
Jalan Tol Kapalbetung dikelola oleh PT Waskita Sriwijaya Tol dengan biaya investasi sebesar Rp22,16 triliun. Diharapkan dengan selesainya tol ini, akan terjadi peningkatan ekonomi di wilayah yang dilalui, seperti Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Banyuasin, dan Kota Palembang. Akses ke daerah terpencil akan terbuka, dan konektivitas antar daerah di Sumatera Selatan akan semakin terhubung.
Reaksi Publik dan Harapan ke Depan
Kabar mengenai percepatan penyelesaian Tol Palembang-Betung disambut baik oleh masyarakat Sumatera Selatan. Akun media sosial @SumselKita misalnya, langsung ramai dengan komentar positif.
- “Alhamdulillah, akhirnya ada kepastian. Semoga target 2025 bisa tercapai,” tulis akun @andre_palembang.
- “Senang sekali kalau tol ini selesai. Pasti akan menghemat waktu perjalanan ke Betung,” komentar @siti_banyuasin.
Para pelaku usaha juga menyambut gembira rencana tersebut. Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sumsel, Rudi Arpian, berharap selesainya tol akan memperlancar distribusi barang dan jasa. “Kami optimistis dengan adanya tol baru, ekonomi Sumsel akan semakin tumbuh,” ujar Rudi.
Namun, beberapa kalangan mengingatkan pentingnya transparansi pembebasan lahan. Aktivis lingkungan, Maya Sari, berharap agar proses pembebasan lahan dilakukan secara adil dan transparan. “Jangan sampai ada masyarakat yang dirugikan dengan pembangunan ini,” tegas Maya.
Menanggapi hal tersebut, Basuki Hadimuljono menegaskan komitmen pemerintah untuk melakukan pembebasan lahan dengan prosedur yang benar dan sesuai dengan ketetapan hukum.
Tantangan dan Antisipasi
Meskipun target penyelesaian dipatok pada awal 2025, tetap ada tantangan yang perlu diantisipasi. Cuaca ekstrem dan kendala teknis di lapangan bisa saja menjadi penghambat.
Untuk mengantisipasi hal tersebut, Kementerian PUPR bersama kontraktor pelaksana akan terus melakukan monitoring dan evaluasi terhadap progres pembangunan.
Selain itu, koordinasi dengan pemerintah daerah setempat akan terus ditingkatkan untuk mencari solusi terbaik jika terjadi kendala di lapangan.
Harapan ke Depan
Pembangunan Tol Palembang-Betung dan Jalan Tol Betung-Tempino-Jambi diharapkan tidak hanya berdampak pada peningkatan ekonomi dan konektivitas, tetapi juga pada pembangunan berkelanjutan.
Pemerintah daerah dan masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk memanfaatkan keberadaan tol ini secara optimal. Pengembangan kawasan industri, pariwisata, dan UMKM di sepanjang jalur tol bisa menjadi fokus ke depannya.
Dengan perencanaan yang matang dan kolaborasi yang baik, keberadaan Tol Trans Sumatera, khususnya ruas Palembang-Jambi, diharapkan dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi masyarakat Sumatera Selatan.