Dunia di Ujung Tanduk! PBB Peringatkan Krisis Iklim Semakin Parah

New York – Sekretaris Jenderal PBB António Guterres mengeluarkan peringatan keras pada hari Selasa, menyatakan bahwa dunia berada di “ambang jurang” akibat perubahan iklim. Indikator perubahan iklim, menurutnya, mencapai level yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2023, mendorong bumi ke “tepi jurang”.

Laporan terbaru dari Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) tentang Keadaan Iklim Global menegaskan pernyataan Guterres. Laporan tersebut menunjukkan bahwa “polusi bahan bakar fosil menyebabkan kekacauan iklim yang belum pernah terjadi sebelumnya”, mendorong dunia ke ambang krisis.

PBB juga memperingatkan bahwa dekade terakhir adalah yang terpanas dalam sejarah, menyebabkan pencairan gletser yang belum pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2023.

“Perubahan iklim bukan hanya tentang suhu,” kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas, mengomentari laporan tahunan tentang iklim. “Apa yang kita saksikan di tahun 2023, terutama kenaikan suhu laut yang belum pernah terjadi sebelumnya, pencairan gletser, dan hilangnya lapisan es di Antartika, sangat mengkhawatirkan.”

Peringatan PBB ini sejalan dengan temuan badan-badan lain. Baru-baru ini, Badan Lingkungan Eropa (EEA) memperingatkan bahwa Eropa dapat menghadapi situasi “bencana” jika tidak segera bertindak untuk mengatasi risiko iklim yang dihadapinya, banyak di antaranya telah mencapai tingkat kritis.

“Peristiwa ini mewakili normal baru dan juga harus menjadi sinyal peringatan,” tegas Direktur Eksekutif EEA Hans Bruyninckx dalam sebuah konferensi pers.

Dampak Krisis Iklim

  • Kenaikan suhu global: Laporan WMO menunjukkan bahwa tahun 2023 adalah salah satu tahun terpanas dalam catatan, dengan suhu global rata-rata 1,1°C di atas tingkat pra-industri.
  • Pencairan gletser: Gletser di seluruh dunia mencair dengan kecepatan yang mengkhawatirkan, berkontribusi pada kenaikan permukaan laut.
  • Peristiwa cuaca ekstrem: Gelombang panas, kekeringan, banjir, dan badai dahsyat menjadi semakin sering dan parah.
  • Ancaman bagi ketahanan pangan: Krisis iklim mengancam ketahanan pangan global, dengan dampak yang signifikan pada negara-negara berkembang.

Langkah-langkah yang Perlu Diambil

  • Pengurangan emisi gas rumah kaca: Penting untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara drastis untuk menghindari dampak terburuk dari perubahan iklim.
  • Transisi ke energi terbarukan: Beralih ke sumber energi terbarukan seperti matahari dan angin sangat penting untuk mengurangi emisi dan memerangi perubahan iklim.
  • Adaptasi terhadap perubahan iklim: Masyarakat perlu beradaptasi dengan dampak perubahan iklim yang sudah terjadi, seperti membangun infrastruktur yang lebih tahan terhadap cuaca ekstrem.

Krisis iklim adalah ancaman serius bagi planet ini dan semua penghuninya. Diperlukan tindakan global yang mendesak dan terkoordinasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, beralih ke energi terbarukan, dan beradaptasi dengan dampak perubahan iklim. Kegagalan untuk bertindak dapat mengakibatkan konsekuensi yang katastrof.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *