8 Negara Jarang Gempa Bumi, Tempat Aman yang Jarang ada Getaran

Negara Jarang GempaDalam kurun waktu yang sangat berdekatan, Indonesia kembali dilanda gempa bumi yang signifikan. Kejadian pertama terjadi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada Kamis (07/03/2024) dengan kekuatan gempa bumi mencapai magnitudo (M) 4,4 dan kedalaman 17 kilometer. Sementara itu, beberapa jam setelahnya, Tepa, Maluku Barat Daya, mengalami gempa bumi dengan kekuatan M 4,8 pada Jumat (08/03/2024) pukul 08.24 WIT. Gempa ini berpusat di laut, dan belum ada informasi lebih lanjut mengenai potensi gempa susulan atau tsunami.

Mengingat kondisi ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) terus memantau situasi ini dan memberikan himbauan kepada masyarakat setempat agar tetap waspada. Daerah yang berdekatan dengan episenter, terutama yang berjarak 13 kilometer dari puncak, diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di luar ruangan. Sementara itu, masyarakat yang berada di luar jarak tersebut diminta untuk tidak beraktivitas di tepi sungai sebagai langkah antisipasi terhadap potensi banjir lahar.

Kondisi Gempa Bumi di Indonesia: Sebab dan Risiko

Indonesia sering kali menjadi sorotan internasional sebagai negara yang rentan terhadap gempa bumi. Hal ini disebabkan oleh letak geografis Indonesia yang berada di jalur pertemuan tiga lempeng tektonik utama, yaitu Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Selain itu, Indonesia juga terletak di sekitar Cincin Api Pasifik, sebuah wilayah yang sering mengalami letusan gunung berapi dan gempa bumi.

Gempa bumi di Indonesia merupakan fenomena alam yang hampir terjadi setiap hari, mulai dari skala kecil hingga besar. Risiko gempa bumi di Indonesia juga diperparah oleh adanya lempeng-lempeng tektonik yang bergerak, sehingga potensi terjadinya gempa bumi yang signifikan selalu ada.

Dalam beberapa tahun terakhir, gempa bumi di Indonesia menjadi perhatian serius, mengingat dampaknya yang dapat merugikan masyarakat dan infrastruktur. Pemerintah Indonesia terus meningkatkan upaya mitigasi risiko bencana, termasuk gempa bumi, untuk meminimalkan kerugian dan melindungi keselamatan masyarakat.

Daftar Negara yang Jarang Mengalami Gempa Bumi

Sementara Indonesia seringkali dilanda gempa bumi, ada beberapa negara di dunia yang jarang mengalami gempa bumi berkekuatan besar. Ini dapat disebabkan oleh lokasi geografis mereka yang tidak berada di jalur lempeng tektonik yang aktif atau berada di wilayah yang lebih stabil secara seismik. Berikut adalah daftar beberapa negara yang jarang mengalami gempa bumi signifikan:

Barbados

Barbados adalah negara kepulauan di Lesser Antilles yang memiliki risiko gempa bumi sedang. Namun, karena posisinya yang cukup jauh dari garis patahan besar dan tidak dekat dengan gunung berapi aktif, Barbados termasuk negara yang jarang terkena gempa bumi signifikan. Dalam 10 tahun terakhir, Barbados hanya mengalami sekitar 15 gempa bumi per tahun.

Kepulauan Malta

Kepulauan Malta juga termasuk negara yang jarang mengalami gempa bumi besar. Dengan posisi geografis yang tidak berada di dekat garis patahan atau lempeng tektonik yang aktif, Kepulauan Malta hanya mencatat sekitar 8 gempa bumi per tahun dalam 10 tahun terakhir.

Finlandia

Finlandia tidak hanya jarang mengalami gempa bumi, tetapi juga tidak memiliki gunung berapi aktif. Sebagai negara yang berada di luar jalur lempeng tektonik yang signifikan, Finlandia hanya mengalami sekitar 5 hingga 7 gempa bumi per tahunnya.

Norwegia

Norwegia adalah negara dengan aktivitas gempa bumi terendah di dunia. Meskipun terletak di Eropa Utara, jauh dari wilayah yang sering dilanda gempa bumi besar, Norwegia hanya mengalami rata-rata 10 gempa bumi per tahun dengan kekuatan di bawah 4 Skala Richter.

Swedia

Swedia juga termasuk negara dengan tingkat kegempaan rendah. Meskipun mengalami gempa bumi setiap harinya, kekuatannya cenderung kecil dan tidak menimbulkan kerusakan signifikan. Dalam 10 tahun terakhir, Swedia mencatat sekitar 50 hingga 70 gempa bumi per tahun dengan kekuatan rendah.

Andorra

Andorra, sebuah negara kecil di Eropa Barat, juga termasuk dalam daftar negara yang jarang terkena gempa bumi. Karena posisinya yang tidak berdekatan dengan jalur lempeng tektonik aktif, Andorra hanya mengalami beberapa gempa bumi kecil dalam satu tahun.

Arab Saudi

Arab Saudi berada di daerah yang aman karena lokasinya terpisah dari jalur lempeng tektonik yang aktif. Menurut laman Think Hazard, hanya ada kemungkinan 10 persen terjadinya guncangan gempa bumi yang berpotensi merusak dalam 50 tahun ke depan di Arab Saudi.

Qatar

Qatar merupakan negara yang sangat jarang mengalami gempa bumi. Terletak jauh dari garis patahan dan tidak memiliki gunung berapi, Qatar memiliki potensi gempa bumi sebesar 2 persen dalam 50 tahun ke depan, menurut Think Hazard.

Kenapa Negara-negara Ini Jarang Terkena Gempa Bumi?

Fenomena ini dapat dijelaskan oleh letak geografis dan karakteristik geologis dari masing-masing negara tersebut. Negara-negara yang jarang terkena gempa bumi memiliki beberapa karakteristik umum yang membuat mereka lebih aman dari risiko ini.

  1. Tidak Berada di Jalur Lempeng Tektonik Aktif: Negara-negara seperti Barbados, Kepulauan Malta, Finlandia, Norwegia, dan Swedia memiliki posisi geografis yang tidak berada di jalur lempeng tektonik yang aktif. Ini berarti mereka jarang mengalami pergerakan lempeng yang menyebabkan gempa bumi.
  2. Tidak Memiliki Gunung Berapi Aktif: Kehadiran gunung berapi aktif juga dapat meningkatkan risiko gempa bumi. Negara-negara seperti Barbados, Malta, dan Qatar tidak memiliki gunung berapi aktif, yang berarti mereka tidak terkena risiko erupsi atau aktivitas seismik yang tinggi.
  3. Posisi di Luar Cincin Api Pasifik: Negara-negara seperti Swedia, Andorra, dan Arab Saudi terletak di luar Cincin Api Pasifik. Cincin Api Pasifik adalah wilayah yang dikenal karena aktivitas seismik tinggi dan sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi.
  4. Tidak Berada di Dekat Garis Patahan Besar: Garis patahan besar seringkali menjadi penyebab utama gempa bumi yang signifikan. Negara-negara seperti Norwegia dan Finlandia berada di luar daerah yang berpotensi mengalami gempa akibat garis patahan.
  5. Stabilitas Kerak Bumi: Karakteristik geologis yang membuat kerak bumi lebih stabil juga dapat mengurangi risiko gempa bumi. Negara-negara seperti Qatar dan Arab Saudi memiliki kerak bumi yang relatif stabil, sehingga risiko gempa bumi di wilayah ini minimal.

Pentingnya Mitigasi Risiko Bencana di Indonesia

Sementara negara-negara di atas dapat bersyukur karena jarang terkena gempa bumi, Indonesia, sebagai bagian dari Cincin Api Pasifik dan lempeng tektonik yang aktif, memiliki tanggung jawab yang besar dalam menghadapi risiko bencana alam, termasuk gempa bumi. Pemerintah Indonesia, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan BMKG, terus melakukan upaya mitigasi risiko bencana dan peningkatan kewaspadaan masyarakat.

Peningkatan infrastruktur dan perumahan yang tahan gempa, sistem peringatan dini, serta edukasi masyarakat mengenai perilaku yang aman selama gempa bumi menjadi fokus utama. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan kerugian akibat gempa bumi dapat diminimalkan, dan keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama.

Gempa bumi merupakan ancaman alam yang nyata di berbagai belahan dunia. Sementara beberapa negara mungkin jarang terkena gempa bumi berkekuatan besar, negara-negara seperti Indonesia harus tetap waspada dan proaktif dalam menghadapi risiko ini. Pendidikan masyarakat mengenai tindakan yang benar selama gempa, pemantauan yang cermat oleh lembaga meteorologi, dan infrastruktur yang tahan gempa menjadi kunci dalam mitigasi risiko bencana ini.

Penting bagi setiap negara, terutama yang berada di wilayah rawan gempa, untuk terus meningkatkan kapasitas dalam menanggulangi dampak bencana alam. Kesiapsiagaan dan kerjasama antarlembaga, bersama dengan partisipasi aktif masyarakat, akan membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman di masa depan. Dengan pemahaman yang mendalam mengenai sebab-sebab gempa bumi dan langkah-langkah mitigasi yang efektif, harapannya adalah risiko bencana dapat dikelola dengan baik, dan masyarakat dapat menjalani kehidupan sehari-hari dengan aman dan nyaman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *