Pileg 2024 – Pemilihan legislatif (pileg) Indonesia 2024 telah menjadi sorotan internasional sejak Rabu, 14 Februari 2024. Dengan partisipasi 24 partai politik, termasuk 6 partai lokal, pemilih sebanyak 204 juta lebih tersebar di 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 7.277 kecamatan, dan 83.771 desa. Hingga Kamis, 22 Februari 2024, data Komisi Pemilihan Umum (KPU) menunjukkan bahwa 61,21% suara dari seluruh Tempat Pemungutan Suara (TPS) telah terkumpul, memberikan gambaran awal hasil pileg.
Salah satu aspek menarik dalam pileg kali ini adalah performa partai Islam. Dari 18 partai nasional yang ikut serta, 9 di antaranya telah mencapai ambang batas parlemen sebesar 4%. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) memimpin dalam perhitungan real count, namun sorotan tertuju pada partai Islam yang berhasil meraih sukses signifikan.
Empat partai Islam yang terdaftar, yaitu Pasti Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Ummat, menarik perhatian dengan perolehan suara yang menjanjikan. Tiga di antaranya, PKB, PKS, dan PPP, berhasil lolos ke Senayan berdasarkan perhitungan sementara.
Berikut adalah perolehan suara masing-masing partai Islam:
- Pasti Kebangkitan Bangsa (PKB):
- Suara: 8.146.224 (11.8%)
- Partai Keadilan Sejahtera (PKS):
- Suara: 5.165.528 (7.48%)
- Partai Persatuan Pembangunan (PPP):
- Suara: 2.793.920 (4.05%)
- Partai Ummat:
- Suara: 310.354 (0.45%)
Analisis mengenai besarnya jumlah populasi Islam di Indonesia menunjukkan bahwa partai Islam memiliki potensi dukungan yang kuat. Melihat sejarah pemilu, partai Islam mengalami lonjakan pemilih pada pemilu 2004, namun mengalami penurunan pada pemilu 2009. Pemilihan umum 2004 menjadi penting karena merupakan pemilihan presiden pertama secara langsung di Indonesia.
PKS, yang dikenal dengan kader loyalnya, mengalami pertumbuhan stabil sebelum melonjak tajam pada pemilu 2019. Kecenderungan ini memberikan gambaran tentang kestabilan dukungan masyarakat terhadap partai ini.
Gabungan suara ketiga partai Islam tersebut, PKB, PKS, dan PPP, diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 30 juta suara atau sekitar 22,42% suara nasional. Ini berarti ketiga partai tersebut secara kolektif memiliki dukungan yang signifikan, bahkan dapat melebihi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), partai terbesar pada Pileg 2019 yang memperoleh 19,91% suara.
Perolehan suara yang cukup signifikan dari partai Islam dalam Pileg 2024 memiliki beberapa implikasi penting dalam dinamika politik Indonesia:
a. Penguatan Representasi Politik Islam: Perolehan suara yang stabil dari partai-partai Islam menunjukkan bahwa Islam tetap menjadi kekuatan politik yang signifikan di Indonesia. Hal ini mencerminkan keinginan sebagian besar pemilih untuk memiliki wakil-wakil yang mewakili nilai dan aspirasi Islam dalam pembuatan kebijakan publik.
b. Peran PKS yang Meningkat: Peningkatan perolehan suara PKS menunjukkan bahwa partai ini berhasil memperkuat basis dukungannya. Dukungan yang stabil ini kemungkinan disebabkan oleh loyalitas kader dan kesesuaian program partai dengan kebutuhan dan harapan pemilih.
c. Tantangan bagi Partai Lain: Meskipun PKB, PKS, dan PPP berhasil meraih suara yang cukup signifikan, partai-partai non-Islam juga harus memperhatikan peran dan kekuatan partai Islam dalam proses politik. Ini menunjukkan bahwa partai-partai non-Islam perlu mengakomodasi aspirasi dan kebutuhan pemilih Muslim dalam platform dan kebijakan mereka.
d. Isu Identitas dan Kesejahteraan: Kehadiran partai Islam dalam perolehan suara juga menyoroti pentingnya isu identitas dan kesejahteraan dalam politik Indonesia. Pemilih cenderung memberikan dukungan kepada partai yang dianggap mampu mewakili dan menjawab kebutuhan identitas dan kesejahteraan mereka.
Pileg 2024 menegaskan kembali peran penting partai Islam dalam politik Indonesia. Dengan perolehan suara yang signifikan, partai Islam memainkan peran kunci dalam menentukan arah dan dinamika politik nasional. Implikasi dari perolehan suara ini menuntut perhatian serius dari semua pemangku kepentingan politik untuk memahami dan mengakomodasi aspirasi pemilih, terutama dalam konteks identitas dan kesejahteraan. Dengan demikian, hasil Pileg 2024 memberikan panggilan bagi semua pihak untuk memperkuat demokrasi dan menjaga keberagaman politik Indonesia.